Koma.id – Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Amanah Al-Gontory, Singgih Aji Purnomo, angkat bicara terkait fenomena tagar Kabur Aja Dulu yang kian menggema di media sosial.
Dilansir dari laman NU Online, terdapat beberapa faktor utama yang memicu ramainya penggunaan tagar ini.
Faktor Ketidakpuasan dalam Negeri
1. Lonjakan harga kebutuhan pokok
Salah satu faktor utama di balik populernya tagar “Kabur Aja Dulu” adalah meningkatnya biaya hidup akibat kenaikan harga kebutuhan pokok. Ketidakseimbangan antara harga barang esensial dan pertumbuhan pendapatan membuat masyarakat, terutama generasi muda, semakin terbebani secara ekonomi.
2. Beban pajak yang kian berat
Peningkatan beban pajak juga menjadi keluhan. Generasi muda yang baru merintis karier merasa kesulitan memenuhi kewajiban pajak di tengah pendapatan yang terbatas dan kesempatan ekonomi yang belum merata.
3. Minimnya peluang kerja yang layak
Kurangnya lapangan pekerjaan yang layak semakin memperparah kondisi. Tingginya tingkat pengangguran dan terbatasnya kesempatan kerja yang sesuai dengan keahlian lulusan perguruan tinggi mendorong banyak orang mempertimbangkan untuk mencari peluang di luar negeri.
4. Kasus korupsi yang merajalela
Maraknya kasus korupsi di pemerintahan menjadi salah satu faktor utama ketidakpuasan masyarakat. Kepercayaan terhadap institusi negara pun semakin terkikis akibat berbagai skandal yang mencuat.
5. Kualitas pendidikan yang kurang kompetitif
Pendidikan yang dinilai kurang mampu membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam persaingan global semakin memperkuat keinginan mereka untuk mencari alternatif di luar negeri.
6. Krisis lingkungan yang memburuk
Kerusakan lingkungan yang semakin parah dan kurangnya langkah konkret dalam penanganannya membuat masyarakat skeptis terhadap masa depan yang lebih baik di dalam negeri.
7. Tingkat kriminalitas yang meningkat
Meningkatnya angka kriminalitas juga menimbulkan rasa tidak aman. Banyak orang mulai mempertimbangkan untuk pindah ke negara lain yang dianggap lebih stabil dan aman.
Sebagaimana diketahui, tagar “Kabur Aja Dulu” atau #KaburAjaDulu mendadak viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.
Ungkapan ini dianggap mencerminkan respons spontan terhadap situasi tertentu yang dianggap sulit atau berisiko, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks yang lebih luas.
Fenomena ini muncul seiring dengan meningkatnya berbagai isu sosial, ekonomi, dan politik yang memicu perasaan cemas atau frustrasi di masyarakat.
Dari keluhan tentang tekanan pekerjaan hingga keresahan terhadap pemerintah, tagar ini seolah menjadi simbol pelarian sementara dari realitas yang tidak menyenangkan.