Koma.id – Ditengah ramainya viral di dunia media sosial kasus olok-olok Gus Miftah Maulana waktu lalu ke pedagang es teh manis, Sunhaji, hingga viral dan yang bersangkutan mengundurkan diri dari Staff Khusus Utusan Presiden.
Kini saat acara pengajian Gus Iqdam di Surabaya, Jawa Timur, ia bertanya kepada seorang penjual kopi, “Berdagang apa? Asalnya mana? Ini kok hadir disini, agamanya apa? Namanya siapa?” tanyanya, dikutip dari video akun Tiktok @lutfi salma.
“Saya Yosep asal Flores, agama saya Katolik,” ujar Yosep.
“Oh agama Katolik. Katolik wah ikut ini jualan ya Pak Yosep, doakan untuk BI khususnya yang Jawa Timur,” ujar Gus Iqdam.
“Semoga BI selalu jaya dan maju kedepan,” ujar Yosep.
“Gimana menurut panjenengan acara seperti ini gimana, menurut anda?” Gus Iqdam bertanya ke Yosep.
“Sebagai seorang katolik saya suka menyimak Gus, apa namanya oiya Tausiah, saya suka,” jawab Yosep.
“Siap istimewa, ga ingin login? ujar Gus Iqdam seraya bercanda diriingi gelak tawa para jamaah yang hadir.
Lalu Gus memberikan tiga amplop dari BI dan membayar semua dagangan kopi Yosep untuk diminum gratis oleh Jamaah. Sontak sorak sorai riuh ditengah acara yang penuh kedamaian sebagai wujud toleransi.
Gus Iqdam sendiri menjadi pendakwah muda yang populer karena penyampaian ceramahnya yang terbilang santai. Ia juga menggunakan pemilihan bahasa yang sesuai dengan kondisi anak muda jaman sekarang. Sehingga itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pemuda jaman sekarang.
Terlepas dari itu, tidak sedikit pula yang menyoroti statusnya yang dipanggil ‘Gus’. Usut punya usut, ternyata pemilik nama lengkap Agus Muhammad Iqdam Kholid itu merupakan keturunan kiai besar di Blitar.
Ulama kelahiran 27 September 1994 itu merupakan putra keempat dari pasangan KH. Kholid dan Hj. Ny. Lam’atul Walidah.
Melansir dari laman Laduni, ibu Gus Iqdam, Nyai Lam’atul merupakan anak dari seorang Kiai kharismatik asal Blitar, KH Zubaidi Abdul Ghofur, yang juga Mursyid Thariqah.
KH Zubaidi Abdul Ghofur merupakan pendiri Pondok Pesantren Salaf, Mambaul Hikam Mantenan Udanawu, Blitar, Jawa Timur. Tidak heran bila sejak kecil dia sudah lekat dengan dunia pesantren. Gus Iqdam pernah ikut belajar dengan pamannya, KH. Dliyauddin Azzamzami yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam (PPMH).
Kemudian pernah juga menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Salaf Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur.
Gus Iqdam lalu mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah yang memiliki jemaah ribuan orang. Dia juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Sebelumnya pada hari Kamis, (5/12/2024). Video Gus Iqdam, pendakwah muda Nahdlatul Ulama (NU), menuai kontroversi karena menegur keras seorang penjual minuman keliling saat acara pengajian ramai disorot di tengah kontroversi Gus Miftah menghina penjual es teh bernama Sunhaji.
Dalam video yang diunggah oleh akun X @TukangBedah00, Gus Iqdam tampak marah karena terganggu oleh suara penjual minuman yang meneriakkan dagangannya selama acara pengajian berlangsung.
Pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah itu menyampaikan teguran dalam bahasa daerah. Menurutnya, aksi si penjual menjajakan minuman mengganggu jalannya pengajian.
“Sudahlah pak, penjual minuman itu lho, nggak usah gaya-gayaan. Terus kamu ngapain? Saya bayar 500 ribu, sekarang saya beli semua daganganmu, sampai kiamat nggak usah jualan lagi,” kata Gus Iqdam dengan tegas, pada Rabu (4/12/2024).
Teguran tersebut terus berlanjut dengan kritikan terhadap sikap penjual yang dianggapnya kurang pantas berjualan di tengah acara ibadah.
“Kamu ini keterlaluan, cari perhatian ya cari perhatian. Masa waktu mengaji kok malah jualan,” tegur pemilik nama lengkap Agus Muhammad Iqdam Kholid itu lebih lanjut.
“Terus nanti bikin status, ‘Orang cari rezeki nggak boleh.’ Waktumu cari rezeki itu lho sejak jam 4. Iya apa nggak? Benar apa tidak? Orang mengaji itu nggak ada satu jam, habis ini saya geser jam kedua,” sambungnya.
Gus Iqdam kembali menawarkan untuk membeli semua dagangan penjual minuman tersebut dengan harga 500 ribu rupiah, dengan syarat agar dia tidak lagi berjualan di acara serupa.
Video tersebut menuai berbagai komentar dari netizen. Beberapa dari mereka mendukung teguran Gus Iqdam karena dianggap sebagai bentuk ketegasan terhadap perilaku yang mengganggu suasana ibadah.
Namun, tak sedikit pula yang merasa komentar Gus Iqdam terlalu kasar dan tidak mencerminkan sikap seorang ulama, sama seperti Gus Miftah.
“Nggak ada bedanya sama Miftah. Cukup Gus Dur, Gus Mus dan Gus Baha yang layak dipanggil Gus karena dasar ilmu agamanya memang bagus,” komentar netizen lainnya.