Koma.id – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membongkar selama ini ada 300 perizinan agar investasi hulu migas bisa masuk ke Indonesia. Menurutnya, hal tersebut harus dievaluasi. Bahlil menegaskan pemerintah ingin meningkatkan investasi di sektor ini.
“Kami sedang merumuskan langkah-langkah komprehensif dan terukur, khususnya pada regulasi perizinan. Kenapa? Karena perizinan kita terlalu banyak, ada kurang lebih sekitar 300 lebih izin,” ungkapnya, Rabu (11/9).
“Nah, ini (perizinan investasi hulu migas) kita akan pangkas, kita akan potong!” tegas Bahlil.
Mantan menteri investasi itu juga menegaskan bakal berbicara dengan kontraktor kontrak kerja sama (K3S). Bahlil ingin ada sharing masalah serta sharing pendapatan dengan baik di sektor minyak dan gas bumi.
Ia menekankan semua negara bersaing untuk menggaet investor. Oleh karena itu, Bahlil berjanji bakal memberi insentif yang dibutuhkan untuk mendorong masuknya modal asing ke tanah air.
“Kita akan memperhatikan sweetener-sweetener (insentif) yang mumpuni untuk kemudian bisa kita menawarkan kepada investor. Karena hampir semua di dunia sekarang itu berlomba-lomba untuk mencari foreign direct investment (FDI) di sektor hulu migas,” tutur Bahlil.
Ia menyebut lifting minyak Indonesia saat ini hanya 600 ribu barel setiap harinya. Sedangkan konsumsi dalam negeri mencapai 1,6 juta barel per hari.
Menurutnya, ada peluang meningkatkan pendapatan andai produksi minyak tersebut bisa digenjot. Bahlil menyebut lifiting minyak Indonesia saat ini baru mampu menyumbang pendapatan negara sekitar US$12 miliar atau Rp184 triliun per tahun (asumsi kurs Rp15.415 per dolar AS).
“Nah, kalau kita mampu meningkatkan lifting kita maka otomatis pendapatan negara naik, mengurangi impor, penciptaan lapangan pekerjaan, dan perlahan-lahan kita akan menuju kepada apa yang disebut dengan kemandirian energi,” tandasnya.