Gulir ke bawah!
NasionalTak Berkategori

Pimpinan MPR Sebut Indonesia Makin Kuat : Makin Disegani & Dihormati Dunia

10480
×

Pimpinan MPR Sebut Indonesia Makin Kuat : Makin Disegani & Dihormati Dunia

Sebarkan artikel ini

Koma.id – Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani bicara peluang Indonesia yang semakin kuat dan dihormati dunia. Muzani menyebut hal ini dapat terwujud jika para pemimpinnya bersatu.

Muzani menyampaikan hal ini saat menjadi keynote speaker dalam seminar kebangkitan nasional bertema ‘Peran dan Kontribusi Umat Islam dalam Program Transformasi Bangsa Indonesia Presiden Terpilih Prabowo Subianto’ di Bandung, Selasa (21/5/2024). Muzani mengatakan seorang penguasa memiliki dua pokok tugas yang harus dilaksanakan yakni menjaga agama dan menjaga rasa aman dan kepentingan publik dengan memberi makan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Silakan gulirkan ke bawah

“Itulah dua pokok tugas utama penguasa. Menjaga rasa aman dan memberi makan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Indonesia adalah negara yang sangat plural. Keberagaman dalam Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila menjadi landasan dalam kita bernegara. Itu sebabnya persatuan dan kesatuan adalah syarat dan kunci utama menuju pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” kata Muzani.

Menurut Muzani, sejak zaman kemerdekaan hingga Orde Lama dan Orde Baru, para pemimpin bangsa Indonesia memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang sangat kuat. Itu terbukti dari banyaknya upaya menggagalkan Indonesia menjadi negara merdeka dan mandiri.

“Kita lihat bagaimana agresi militer dilakukan Belandan dan Inggris pada November usai Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya 17 Agustus 1945. Dan upaya-upaya penggagalan itu terus terjadi hingga berakhirnya Orde Lama dan dimulainya Orde Baru hingga zaman reformasi Indonesia tetap bersatu sebagai suatu bangsa,” ujar Sekjen Gerindra itu.

“Inilah yang disadarkan oleh Pak Prabowo bahwa negeri ini akan bersatu jika para pemimpinnya bersatu. Untuk bersatu rukun, untuk duduk bareng itu bukan suatu hal yang mudah. Harus ada perasaan pribadi yang dikorbankan, harus ada ketersinggungan yang dikorbankan, agenda pribadi yang dikorbankan, bahkan terkadang harus mengorbankan harga diri, dengan begitu kita bisa bersatu,” jelasnya.

Muzani menyebut, pengorbanan kepentingan pribadi dan mengesampingkan ego adalah hal yang mutlak dilakukan oleh Prabowo agar para elite politik Indonesia tetap bersatu. Dia mengatakan, tak sedikit pendukung Prabowo yang memaki dan mencemooh Prabowo ketika memutuskan bersatu dengan presiden Joko Widodo usai Pilpres 2019.

“Untuk bersatu Pak Prabowo harus menerima cemooh, makian, dan kesalahpahaman dari orang-orang yang mendukungnya. Karena itu, bersatu adalah syarat mutlak untuk negara ini menjadi negara besar dan maju. Dengan persatuan dan kesatuan, Indonesia kuat dan dihormati dunia. Kesadaran ini yang selalu diungkapkan berulang-ulang oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. Itu sebabnya tantangan ke depan akan semakin berat,” kata Muzani.

Dunia, Muzani menyatakan, saat ini menghadapi suasana yang tidak menentu karena tidak ada yang pernah memprediksi tentang adanya peperangan terbuka antara Ukrania dan Rusia. Dunia juga tidak menyangka konflik Palestina dan Israel semakin kuat dan berdampak buruk pada kehidupan masyarakat Palestina. Satu-satunya cara untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, Muzani menyebut, adalah dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan nasionalisme serta mengesampingkan pragmatisme.

“Ini menggambarkan bahwa semangat ambisi manusia tetap sama yakni ingin menguasai wilayah-wilayah negara yang lemah. Kita hanya akan dihormati oleh negara lain jika kita kuat, kuat ekonominya, kuat pertahanannya dan kuat politiknya. Untuk mewujudkan itu tantangannya adalah pragmatisme. Itu adalah paham yang sekarang sedang melanda anak-anak kita. Banyak dari mereka hanya ingin cepat menikmati hasil, tapi tidak mau melalui proses yang panjang,” jelas Muzani.

“Jadi, pragmatisme adalah tantangan utama bangsa kita. Pragmatisme jadi tantangan kehidupan kebhinekaan kita. Banyaknya penyalahgunaan para pejabat dari akibat pragmatisme, pelanggaran akibat pragmatisme yang mengabaikan sebuah proses panjang. Sehingga pendidikan agama seperti yang dilakukan Darul Hikam adalah upaya untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara kita tetap seimbang,” tutup Muzani.

Jangan lupa temukan juga kami di Google News.