Koma.id – Prabowo Subianto bicara blak-blakan terkait peran Presiden Jokowi di balik kemenangannya di Pilpres 2024. Prabowo bilang, ada Jokowi effect yang membuat perolehan suaranya melonjak drastis hingga menembus angka 58 persen.
Pernyataan ini diungkap Prabowo saat diwawancarai media internasional Al-Jazeera di Hambalang, Sentul, Bogor baru-baru ini. Video wawancara itu tayang di YouTube Al Jazeera, Minggu, (12/5/2024).
Dalam video berdurasi 28 menit tersebut, Prabowo ditanya banyak hal oleh Jurnalis Jessica Washington. Salah satunya, soal kunci kesuksesan di Pilpres 2024.
Dalam wawancara tersebut, Prabowo mengakui salah satu faktornya tak lepas dari pengaruh Jokowi. Apalagi selama kampanye, Prabowo selalu mengidentikkan dirinya sebagai calon presiden yang siap melanjutkan program-program Pemerintahan Jokowi dan membuatnya merasa sebagai calon petahana.
Menteri Pertahanan ini kemudian menjelaskan kedekatan dan dukungan politik dari Jokowi sangat menguntungkannya dalam Pilpres 2024. Sebab, angka kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi dalam berbagai lembaga survei juga cukup tinggi, mencapai mencapai 83 persen.
“Jadi ya, menurut saya Jokowi’s effect sangat membantu saya,” ujar Prabowo.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini menambahkan, pengalamannya mencalonkan diri sebagai presiden pada Pipres 2014 dan 2019, ikut mempengaruhi gaya kampanyenya pada Pilpres 2024.
Menurut Prabowo, kali ini lebih banyak meniru gaya kampanye Jokowi saat mendekatkan diri kepada masyarakat. Namun, Prabowo menegaskan tidak sekedar meniru, karena pada dasarnya dia dan Jokowi punya kesamaan niat untuk memajukan bangsa Indonesia. Yaitu, ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menumpas kemiskinan.
“Sebagai anak bangsa Indonesia, kami ingin masyarakat kami hidup bermartabat. Mereka tidak bisa hidup dalam kemiskinan,” ujarnya.
Di sisi lain, Prabowo juga menganggap putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang digandeng sebagai wakil presiden, ikut mendongkrak elektabilitasnya. Menurutnya, Gibran adalah perwakilan kaum pemilih muda.
Al Jazeera lantas bertanya terkait tantangan Prabowo-Gibran dalam menyampaikan pesan kampanye kepada anak muda. Mengingat, hampir dari 50 persen suara yang diraihnya berasal dari pemilih muda atau pemilih pemula.
Prabowo menjelaskan, isu yang paling menjadi perhatian anak muda selama kampanye adalah lapangan kerja. Ia pun menggunakan kampanye secara digital, untuk menawarkan program-programnya dalam menciptakan peluang lapangan kerja sebesar-besarnya untuk generasi muda.
Dengan adanya Gibran sebagai perwakilan kaum muda, Prabowo mengatakan, program yang ditawarkannya kepada generasi milenial menjadi lebih mudah diterima. “Saya kira generasi muda, mereka dengan cepat melihat siapa yang tulus dan siapa yang dibuat-buat,” ujarnya.
Hal selanjutnya yang disinggung jurnalis Al Jazeera adalah program bantuan sosial (bansos). Sebab, peran Jokowi dalam menyalurkannya dianggap ikut mempengaruhi kemenangannya.
Prabowo dengan tegas membantah persepsi bahwa ia berhasil menang karena pembagian bansos dalam jumlah besar. Menurutnya, program bansos sudah sejak lama dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahkan, program tersebut sudah disetujui oleh semua partai politik yang punya wakil di parlemen.
Ia pun mengambil contoh, perolehan suaranya jadi yang tertinggi di tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN). Padahal warga Indonesia di sana tidak menerima bansos. Sehingga, tuduhan politisasi bansos tidak berdasar.
“Mudah untuk menuduh, tetapi ketika diawasi dengan saksama dan tepat, Anda akan menemukan bahwa tuduhan-tuduhan itu sangat-sangat kosong, tuduhan yang sangat egois,” tegas Prabowo.
Selain itu, Jessica Washington mencoba menggali apa yang jadi dasar menggulirkan program makan siang dan susu gratis kepada anak sekolah. Prabowo kemudian menjelaskan, program itu dicanangkan bukan untuk menarik dukungan masyarakat miskin.
Menurut Prabowo, program itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan bagi sekitar 80 juta anak-anak sekolah di Indonesia. Sebab, kualitas generasi penerus bangsa perlu diperbaiki dalam menyongsong Indonesia Emas pada 2045.
“Saya kira program makan gratis ini sangat mendesak dan harus segera kita ambil tindakan. Dan, anak-anak Indonesia adalah masa depan kita. Saya kira ini sangat strategis bagi masa depan Indonesia,” kata Prabowo.
Prabowo menyebut program ini dibuat setelah melewati serangkaian tahap uji coba di wilayah Kalimantan dan wilayah Timur Indonesia, untuk melihat masalah rincian anggaran hingga alokasi lainnya.
Maka itu, Ia optimistis salah satu program prioritasnya dapat berlangsung dengan baik dan bisa dirasakan langsung oleh seluruh anak-anak Indonesia demi masa depan mereka yang gemilang. “Kami sangat optimistis mengenai hal itu,” pungkas Prabowo.
Sebelumnya, saat menyampaikan sambutan di Kongres PAN, Kamis (9/5/2024) malam, Prabowo menungkapkan peran Jokowi yang all out membantunya.
Ketum Partai Gerindra itu menuturkan, Jokowi banyak memberikan masukan. Misalnya, Jokowi meminta dirinya wara-wiri ke berbagai negara untuk bertemu pemimpin dunia. Tujuannya, demi menarik investasi masuk ke Indonesia.
“Saya berterima kasih sama Pak Jokowi, beliau benar-benar pemimpin yang ikhlas, beliau membantu saya. Beliau menyuruh semua menteri memberi data kepada saya,” jelas Prabowo.
Eks Danjen Kopassus itu tak malu-malu mengakui, selama ini banyak belajar dari Jokowi. Salah satunya, belajar menjadi pemimpin negara yang tulus dan ikhlas.
“Saya bersyukur, tapi saya sadar betapa beratnya harapan, betapa beratnya kepercayaan rakyat yang diberikan di pundak kita. Sekarang saatnya kita bekerja,” pungkasnya.