Koma.id, Jakarta – Beredar kembali rekaman suara Capres terpilih Prabowo Subianto, yang menyatakan masyarakat Indonesia adalah pelayan.
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mengatakan, Indonesia tidak boleh memiliki pemimpin yang bersih dan kuat.
Pernyataan tersebut dikaitkan dengan narasi bahwa orang Indonesia lebih memilih menjadi TKI dan di dalam negeri orang asing direkrut dengan gaji yang tinggi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, rekaman itu disebarkan kembali melalui beberapa akun tanpa konteks yang utuh, sehingga berpotensi menimbulkan persepsi keliru.
Narasi yang beredar :
Rekaman suara Prabowo yang mengatakan masyarakat Indonesia adalah pelayan disebarkan kembali oleh akun X @RafikaBayu.
Dengan link :
https://x.com/RafikaBayu/status/1789474310224326726?t=UOLh0-lvfkEU1ND_kHuC6w&s=08
“Jadi saya pikir, saya mau konsentrasi kepada program ini. Jadi Indonesia enggak boleh punya pemimpin yang bersih dan kuat. Itu tidak boleh. Indonesia harus dipelihara dalam posisi sekarang sebagai pasar sumber bahan baku. Indonesia ya orang Indonesia itu pelayan dan itu intinya itu Indonesia. Indonesia harus bodoh, pelayan, kacung. Orang Indonesia ini mau dipelihara sebagai kacung, pesuruh, kamu boleh TKI, kamu boleh kerja di kebun-kebun saya, memetik kamu boleh, jadi tukang sapu, jadi pembantu di keluarga saya,” kata Prabowo, dikutip dari unggahan salah satu akun, pada Minggu (12/5/2024).
Akun tersebut menambahkan narasi sebagai berikut : Rekaman suara Pak Prabowo yakin dengan pilihan kalian setelah dengarkan rekaman ini Pantas orang-orang indonesia Jadi TKI diluar negeri, Tapi orang asing di rekrut ke indonesia Dan diberi gaji yang tinggi.
Rekaman yang beredar merupakan cuplikan wawancara jurnalis Alfito Deannova dengan Prabowo dalam talk show bertajuk “Satu Jam Lebih Dekat Bersama Prabowo”.
Acara ini ditayangkan pertama kali di TvOne pada 15 September 2014, kemudian diunggah di kanal Youtube Talk Show tvOne RELOAD, @talkshow_tvone, pada 18 Desember 2023. Video wawancara berdurasi 38 menit 29 detik itu dipotong sehingga menghasilkan rekaman suara yang tidak sesuai konteksnya. Berikut penggalan transkrip wawancara bersama Prabowo pada menit ke-5 detik ke-17:
“Saya mau konsentrasi kepada program, ini kita sekarang tinggal 21 hari, sudah saya mau bicara pemikiran saya kalau ditanya, kalau enggak ditanya saya datang ke rakyat. Ya, terserah nanti rakyat yang menilai. Jadi, orang-orang yang negative campaign atau black campaign itu menurut, feeling saya ada beberapa kelompok yang memang sebetulnya antek dari pada kekuatan asing. Jadi, Indonesia ini enggak boleh punya pemimpin yang bersih dan kuat, itu tidak boleh. Indonesia harus dipelihara dalam posisi sekarang sebagai pasar, sumber bahan baku, orang Indonesia itu pelayan. Intinya itu, Indonesia pelayan, Indonesia harus bodoh pelayan, kacung. Nah, saya tidak mau itu. Saya tidak mau negara saya jadi kacung. Saya mau bersahabat dengan seluruh negara tapi negara saya bukan negara kacung. Jadi, feeling saya ini ada rasialisme terhadap kita, terhadap orang Indonesia”.
Rekaman suara yang dicuplik dari wawancara Prabowo juga beredar sebelumnya juga pernah beredar pada pemungutan suara pemilihan presiden-wakil presiden, pada Rabu (14/2/2024).
Konten yang dibagikan akun TikTok dan akun Facebook ini hanya berdurasi 2 menit 31 detik.
Faktanya, rekaman asli suara Prabowo saat diwawancarai TvOne pada 15 September 2014 tersebut disebarkan tanpa konteks yang utuh. Dalam video wawancara asli yg lengkap berdurasi 38 menit 29 detik, Prabowo menuturkan soal anggapan bahwa orang Indonesia merupakan “pelayan” bagi negara lain.
Karena itu, Prabowo ingin menjadi pemimpin yang mampu menghapus stigma tersebut.