Koma.id – Pemimpin kemerdekaan Papua Barat Benny Wenda menjadi sorotan usai mendesak Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau kelompok KKB melepas pilot Susi Air, Phillip Mehrtens.
Pengamat menilai langkah ini untuk memperluas pengaruh Benny di dunia internasional dan tanda perpecahan di kalangan OPM.
Benny juga merupakan Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (United Liberation Movement for West Papua/ULMWP).
Dalam seruannya, ia meminta OPM membebaskan Mehrtens secara damai. Benny juga meminta RI mempertimbangkan keinginan kelompok tersebut.
OPM menyandera Mehrtens –selaku warga Selandia Baru –karena menganggap pemerintahan Wellington bekerja sama dengan militer Indonesia. Di pernyataan resmi, mereka ingin bernegosiasi langsung dengan Selandia Baru.
Mereka juga menjadikan Mehrtens sebagai ‘tawaran’ agar RI mengakui kemerdekaan Papua.
Menanggapi seruan Benny, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengatakan Benny ingin mendapat pengaruh lebih luas di kancah global.
“Dengan berusaha keras membujuk pembebasan pilot asal Selandia Baru, terbuka banyak peluang bagi Benny Wenda,” kata Rezasyah.
Ia kemudian berujar, “Selain reputasi internasional yang meluas, Benny Wenda juga berpeluang memperluas wilayah pengaruhnya hingga Kawasan Pasifik Selatan.”
Lebih lanjut, Rezasyah menerangkan pengaruh yang luas di berbagai negara bisa memperkuat daya tawar Benny untuk mendesak pemerintah Indonesia.
“Didukung basis massa dan sumber keuangan baru, maka Benny Wenda dapat semakin mendesak pemerintah Indonesia, untuk mengakui kemerdekaan Papua Barat,” ungkap dia lagi.
Rezasyah mengatakan terdapat banyak faksi di internal OPM dengan wilayah kendali dan cabang luar negeri yang saling berbeda. Di antara mereka juga terdapat persaingan demi membetot pengaruh di dalam dan luar negeri.