KOMA.ID – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan dijauhi oleh kelompok Nahdliyyin jika ingin tetap ngotot berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Hal ini karena secara tidak langsung, keduanya memiliki basis massa yang bertolak belakang. Di mana PKS menurut Habib Syakur cenderung diominasi oleh kelompok pro Khilafah, sementara PKB lebih kepada Islam moderat karena basis Nahdlatul Ulama (NU).
“PKS dan PKB tidak bisa coba-coba berkamuflase politik, karena PKS lebih lihai dan jeli karena mereka memegang massa dari kelompok pengasong khilafah, sedangkan PKB sudah hampir dikatakan frustasi karena banyak ditinggalkan konstituen NU,” kata Habib Syakur kepada wartawan, Selasa (14/6/2022).
Kemudian, koalisi semut merah yang digagas oleh Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dengan narasi tujuannya adalah akan menghilangkan politik identitas, Habib Syakur merasa wacana itu hanya omong kosong belaka.
Justru menurutnya, banyak kalangan khususnya penganut Islam yang wasathiyah akan melihat itu hanya sebatas isapan jempol dan tidak lebih dari upaya propaganda untuk menarik konstituen semata.
“Ini koalisi semut merah yang digagas malah hanya propaganda sesat, mereka bak menjadi pahlawan kesiangan, seakan-akan PKB bisa menghentikan gelombang politik identitas,” ujarnya.
Ulama asal Kota Malang Jawa Timur ini mengatakan bahwa biang politik identitas selama ini berasal dari PKS. Sementara jika dibandingkan dari skala loyalis dan propaganda, PKS jauh lebih unggul ketimbang PKB.
Dengan demikian, Habib Syakur mensinyalir justru PKB akan terjerembab dengan situasi politik identitas, karena kalahnya pengaruh sosial politik hingga ketidak-konsistennya partai tersebut dalam menjalankan sepak terjang politiknya selama ini.
“PKB tidak akan pernah menang dari PKS,” tandasnya.
Oleh karena itu, ketimbang nantinya PKB akan semakin banyak kehilangan massa loyal khususnya dari kalangan Nahdliyyin, Habib Syakur menyarankan agar Muhaimin Iskandar cs menarik gerbong dari koalisi semut merah itu.
“Sebaikanya PKB kembali ke habitat NU, dan PKB diserahkan ke PBNU dan PBNU biar yang mengatur ruang gerak politik di dalam kubu nahdliyyin, sehingga bisa memperkuat konstituen nahdliyyin ke PKB,” tuturnya.
“Kalau ada koalisi PKB (koalisi semut merah -red) itu tidak akan bertahan lama, karena rakyat khawatir karena ada (propaganda) Khilafah,” pungkasnya.