Koma.id – Sebuah organisasi masyarakat menolak pelaksanaan PWF (The People’s Water Forum), yang merupakan tandingan acara World Water Forum (WWF). Sekelompok massa berpakaian adat memblokir pintu gerbang Hotel Orenji di Jalan Hayam Wuruk Denpasar, lokasi untuk melaksanakan diskusi PWF.
Kehadiran PWF melibatkan adanya campur tangan asing yang tidak diinginkan, serta dapat membahayakan kedaulatan dan ketertiban masyarakat Bali. Aktivis lingkungan asal Bali berusaha melakukan negosiasi dengan sekelompok massa itu, akan tetapi tidak membuahkan hasil.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Aliansi Gabungan Masyarakat Bali menyatakan bahwa kegiatan PWF juga tidak sejalan dengan Himbauan Gubernur Bali dan sarat dengan kepentingan asing. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa PWF mengganggu ketertiban masyarakat dan tidak sejalan dengan nilai-nilai lokal.
“Kami menegaskan bahwa kami tidak akan membiarkan agenda asing mengganggu kedamaian dan keharmonisan di Bali,” tegas juru bicara tersebut.
Aliansi Gabungan Masyarakat Bali juga menyoroti bahwa PWF tidak mencerminkan aspirasi atau kebutuhan sebenarnya dari masyarakat Bali. Dengan demikian, mereka menegaskan bahwa keberadaan forum semacam itu tidak akan diterima di tengah-tengah masyarakat lokal.
Dalam konteks ini, Aliansi Gabungan Masyarakat Bali meminta kepada pemerintah setempat untuk menindaklanjuti penolakan mereka terhadap PWF ini. Mereka menegaskan bahwa pemerintah harus berpihak kepada suara-suara masyarakat Bali dan menahan diri dari menerima agenda asing yang tidak sesuai dengan kepentingan lokal.
Pernyataan resmi ini ditutup dengan seruan kepada seluruh masyarakat Bali untuk bersatu dan menolak segala bentuk campur tangan asing yang dapat mengganggu kedamaian dan ketertiban di pulau ini. Aliansi Gabungan Masyarakat Bali menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan masyarakat Bali yang berlandaskan pada nilai-nilai lokal dan budaya yang kaya.