Koma.id – Kegiatan World Water Forum (WWF) ke 10 di Bali ternyata mendapatkan dukungan oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Situbondo, yakni LSM Gempur yang diketuai oleh Ahmad Junaidi.
Dukungan tersebut tidak hanya di mulut saja, saat dikonfirmasi Junaidi menyatakan bakal menggelar flashmob yang akan diikuti oleh 30 abang becak motor (bentor) di alun-alun Kabupaten Situbondo pada hari Jumat (17/5/2024) besok.
“Kami akan membawa isu pencemaran air, mengingat banyak pantai dan laut yang saat ini sudah tercemar oleh limbah sampah khususnya plastik. Di Bali saja pantai-pantai yang dulunya indah sekarang sudah tercemar. Oleh karena itu kami perlu menyuarakan hal ini agar masyarakat paham jika saat ini air kita sudah tercemar,” jelasnya, Kamis (16/5/2024).
Tidak hanya itu, Junaidi mengaku akan melakukan teatrikal tentang isu pencemaran air saat aksi flashmob Jumat besok. “150 negara akan hadir di Bali dalam peringatan WWF ke 10. Bahkan 4 kepala negara akan melalui jalur Pantura termasuk Situbondo, sebab Sabtu-Minggu besok puncaknya dan Senin pembubaran WWF,” ujarnya.
Bahkan, kata Junaidi ada beberapa LSM di Pulau Dewata tersebut yang menolak kegiatan WWF tersebut karena banyak pantai di Bali yang tercemar limbah plastik dari wisatawan mancanegara yang berkunjung.
“Besok kita akan menyatakan sikap terhadap WWF dan terkait isu pencemaran air. Harapan kami semoga dengan aksi besok masyarakat menjadi peduli dengan isu pencemaran air,” harapnya.
Intinya, lanjut Junaidi perkara pencemaran air tidak bisa ditolerir lagi, mengingat Situbondo akan menjadi penyangga Bali melalui wisata merak Baluran. “Situbondo-Banyuwangi kan jadi penyangga Bali, apalagi wisata Merak juga menyanggah Bali jangan sampai pantai kita di Merak dan sepanjang Situbondo tercemar karena hanya jadi wisata,” pungkasnya.