Koma.id – Tensi politik kembali memanas menjelang aksi besar-besaran yang direncanakan oleh beberapa kelompok kubu 01 dan 03 di depan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 19 dan 22 April mendatang.
Namun, tidak semua pihak menyambut rencana demo ini dengan antusias. Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah, menilai gerakan ini hanya akan menjadi “pepesan kosong semata”. Menurutnya, aksi-aksi serupa yang dilakukan sebelumnya hanya menciptakan kehebohan di media sosial tanpa hasil konkret.
Di sisi lain, Pengamat Politik dari Citra Institute, Yusak Farchan, melihat aksi damai yang direncanakan sebagai bentuk perlawanan yang sah. Menurutnya, aksi tersebut menjadi cara para pendukung untuk menegaskan keprihatinan mereka atas dugaan kecurangan dalam pemilu, yang telah menjadi isu hangat belakangan ini.
Namun, keputusan Prabowo Subianto, Presiden terpilih 2024-2029, untuk menyerukan ketenangan. Prabowo meminta para pendukungnya untuk tak menggelar aksi apa pun dalam menanggapi keputusan MK. Bahkan, ia menegaskan bahwa ia tidak akan menghadiri aksi damai yang direncanakan pada Jumat (19/4/2024) di depan gedung MK.
Dengan dinamika politik yang semakin memanas, langkah-langkah yang diambil oleh para pemimpin politik akan sangat menentukan arah demokrasi Indonesia ke depan.