Koma.id- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan klarifikasi terkait rencana pembangunan kereta cepat yang diusulkan oleh perusahaan Brunei, Brunergy Utama, yang menghubungkan Kalimantan hingga ke Ibu Kota Negara Nusantara.
Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, rencana tersebut merupakan gagasan dari perusahaan Brunei dan belum menjadi kesepakatan resmi antarnegara. Risal menegaskan bahwa ini bukan inisiatif dari pemerintah Malaysia, meskipun sebelumnya ada proyek Trans Asian Railway yang diusulkan oleh Malaysia.
“Belum ada official sama sekali. Itu orang punya konsep ingin bangun kereta api,” kata Risal, Selasa (2/4), dikutip.
Proyek yang dinamai Trans Borneo Railway ini diungkapkan akan membentang sepanjang 1.620 km, melewati tiga negara dari barat hingga timur Pulau Kalimantan. Tahap pertama proyek akan menghubungkan Pontianak, Kuching, Kinabalu, hingga distrik Tutong, Brunei.
Sedangkan tahap kedua akan mencakup daerah selatan dan timur Kalimantan, termasuk Samarinda dan Balikpapan. Total akan ada empat terminal dan 24 stasiun sebagai hub utama jaringan kereta berkecepatan tinggi ini, dengan kecepatan hingga 350 km per jam.
Meskipun proyek ini memiliki potensi besar, dikutip The Malay Mail, Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke, menyatakan bahwa proyek tersebut masih dalam bentuk proposal dan belum ditawarkan kepada perusahaan mana pun.
Diperkirakan proyek ini akan menelan biaya sekitar US$70 miliar atau Rp1.114 triliun. Meskipun begitu, implementasi proyek ini masih menjadi bahan perdebatan dan belum mencapai tahap kesepakatan yang konkret.