Koma.id – Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo memberikan catatan kepada Polri yakni visi Presisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari aspek prediktif, terhadap hebohnya kelompok Khilafatul Muslimin. Agar tidak ada tudingan kecolongan yang dapat mengganggu kredibilitas Polri saat ini dan yang akan datang.

“Konvoi yang mengusung negara Khilafah itu yang terjadi beberapa waktu lalu, kemudian pemimpinnya sudah ditangkap. Itu menurut saya ya bukan terjadi secara dadakan. Organisasi itu sudah berdiri sejak lama,” demikian disampaikan Karyono saat diskusi publik bertema “Polri Dibenci Tapi Dirindu” yang diinisiasi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) di Hotel Bintang Baru, kemarin.

Selain organisasi itu banyak lagi organisasi-organisasi yang mengusung cita-cita negara Islam, lanjut Karyono, ada gerakan NII, HTI. Jadi itu bukan terjadi secara spontan atau secara tiba-tiba.

“Itu sudah merupakan desain dari kelompok tertentu yang masih konsisten untuk mengusung dan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam,” katanya.

Menurutnya, ada elit tertentu atau kelompok tertentu yang sengaja memang, tidak saja memelihara, tetapi melakukan ternak, pembibitan terus menerus dan mereka sudah melakukan atau sudah memiliki satu strategi yang terstruktur, sistematis dan masif untuk menuju negara Islam.

“Jadi termasuk diantaranya adalah bagaimana mereka melakukan satu penetrasi ya, di setiap momentum politik. Apakah itu Pilkada, apakah itu Pemilu legislatif, apakah itu Pemilu Presiden. Kenapa itu mereka lalukan? Karena proses pergantian kekuasaan itu melalui pemilu, melalui jalur Demokrasi. Disinilah ada paradoks,” sebutnya.

Bahkan dirinya menyebutnya secara politik itu ada hipokrit. Di satu sisi mereka menolak konsep negara kesatuan Republik Indonesia, mereka menolak demokrasi, mereka menganggap dan menilai demokrasi itu thogut, Pancasila thogut, NKRI thogut.

“Tapi di sisi lain mereka memanfaatkan momentum demokrasi untuk kepentingannya,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.