Koma.id- Wacana reshuffle Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto kembali mencuat di tengah publik. Desakan untuk melakukan perombakan kabinet dianggap sebagai bagian dari rasionalisasi pemerintahan guna meningkatkan efektivitas kerja serta menghemat anggaran negara.
Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan bahwa perampingan kabinet merupakan langkah konkret dalam menekan pengeluaran negara. Melalui kanal YouTube miliknya, ia menyebut bahwa publik menginginkan adanya kocok ulang kabinet, meskipun keputusan akhir tetap berada di tangan presiden.
Senada dengan Rocky, Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, Arif Nurul Imam, menilai bahwa 100 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto menjadi momen yang tepat untuk mengevaluasi kinerja para menteri. Menurutnya, reshuffle kabinet di fase ini merupakan langkah yang wajar, terutama bagi menteri yang kinerjanya dinilai tidak memenuhi ekspektasi.
Namun, pendapat berbeda disampaikan Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Muhammad Anas RA. Ia berpendapat bahwa membicarakan reshuffle di tahap awal pemerintahan masih terlalu prematur. Menurutnya, evaluasi 100 hari belum cukup relevan sebagai dasar perombakan kabinet, kecuali jika ada faktor besar seperti kasus hukum atau bencana nasional yang berdampak pada kinerja pemerintahan.