Koma.id – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat gelar tradisi jamasan pusaka di Siti Inggil, Kompleks Keraton Kasunanan. Acara ini merupakan salah satu rangkaian penting jelang Grebeg Besar Iduladha yang puncaknya akan diadakan pada Selasa (18/6).
Tradisi jamasan pusaka ini diawali dengan aksi bersih-bersih kawasan Siti Inggil pada beberapa jam sebelumnya. Setelah semuanya dibersihkan, puluhan abdi dalem yang terlibat kala itu mulai prosesi inti jamasan dengan rangkaian doa, hingga membersihkan meriam pusaka yang dikenal dengan sebutan Nyai Setomi itu.
“Ini jamasan Nyai Setomi, biasanya dilaksanakan sebelum gunungan Grebeg Besar dan Grebeg Syawal,” jelas Juru bicara Keraton Surakarta, GKR Timoer Rumbai, kepada media, Jumat (14/6). Selanjutnya,Timoer mengatakan dalam kegiatan adat itu, para abdi dalem membersihkan seluruh area hingga ke bagian kerodong (penutup) yang dipakai untuk menyimpan meriam pusaka tersebut.
Namun, Timoer menambahkan untuk jamasan pada bagian ini hanya bisa dilakukan abdi dalem yang sudah disumpah untuk menjalankan prosesi itu. “Dibersihkan dengan lap dan dipakaikan air kembang, dikeringkan dan diminyaki,” katanya.
Kegiatan jamasan pusaka seperti ini, sambung Timoer, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sebelum Grebeg Besar atau Grebeg Syawal. “Yang puncaknya akan dilakukan pada sehari pasca Iduladha yakni di 18 Juni mendatang. Makna jamasan ini membersihkan diri dari segala hal yang buruk,” pungkas Timoer.
Sebagaimana diketahui, PB XIII Hangabehi bakal menggelar rangkaian kegiatan Hajad Dalem Grebeg Besar Jimawal 1957 dalam rangka pelestarian budaya. Seperti biasanya, puncak dari rangkaiannya akan digelar dengan Kirab Gunungan yang dilaksanakan pada Selasa (18/6) di Masjid Agung Keraton Solo.