Koma.id – Indonesia akan menjadi tuan rumah World Water Forum di Bali ke-10 pada 18 hingga 25 Mei 2024 mendatang. Dengan mengusung tema “Water for Shared Prosperity”, forum air terbesar di dunia ini akan menyatukan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan rencana jangka panjang untuk memecahkan tantangan global dalam hal sumber daya air.
Adapun mekanisme pertemuan World Water Forum akan terbagi dalam tiga proses yang saling berkaitan, yaitu political process, thematic process, dan regional process. Ketiga proses ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.
Political Process akan terbagi dalam lima segmen, yaitu head of states/government, ministerial, parliamentarian, local authorities, serta basin authorities. Seluruh proses di tahap ini akan menghasilkan Ministerial Declaration yang merefleksikan masukan substansi dari proses tematik dan regional.
Selain itu, terdapat 280 sesi dalam World Water Forum ke-10, termasuk 55 side events, serta 10 special sessions. Rangkaian acara akan dibuka dengan Balinese Water Purification Ceremony yang merupakan salah satu ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.
Opening Ceremony dan High-Level Meeting akan dilaksanakan di BICC, Nusa Dua, 20 Mei 2024. Dilanjutkan dengan interface meetings bersama penanggung jawab proses politik, tematik, dan regional, serta pertemuan bilateral beberapa kepala negara.
Masih di hari yang sama akan digelar pembukaan Fair and Expo bertempat di Nusa Dua Hall BNDCC. Untuk lokasi Fair and Expo ini akan tersebar di BNDCC, BICC, dan Pantai Kuta. Sedangkan sesi proses politik, tematik, dan regional akan dilaksanakan pada 20 hingga 24 Mei 2024. Sementara khusus untuk High-Level Meeting dan Ministerial Meeting dilaksanakan pada 20 hingga 21 Mei 2024.
Selanjutnya terdapat agenda Cultural Night (Farewell) di Taman Bhagawan pada 24 Mei 2024. Para tamu akan disuguhi makanan khas, tarian daerah, serta pertunjukan kebudayaan Indonesia.
Sementara penutupan acara akan berlangsung pada 24 Mei 2024. Setelah rangkaian kegiatan World Water Forum selesai, para peserta juga akan diajak field trip menikmati keindahan Bali seperti Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World Heritage Site, Danau Batur Kintamani, dan Cultural Village Ubud.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun terus mematangkan persiapan gelaran World Water Forum. Pertama dengan mendorong upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di desa wisata Jatiluwih, Bali, sebagai salah satu percontohan peralihan quantity tourism ke quality tourism.
Hal ini dilakukan mengingat World Water Forum ke-10 menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan keragaman budaya dan pariwisata, khususnya Bali kepada dunia, serta bagaimana Indonesia menjaga dan merawat sumber daya alam sebagai bagian dari budaya dan sumber kehidupan.
Di samping itu, Dinas Pariwisata Bali juga memastikan kesiapan tiga lokasi obyek wisata melukat bagi para delegasi, yaitu Pura Tirta Empul di Tampaksiring, Penglukatan Mumbul di Abiansemal, dan Penglukatan di Jatiluwih Tabanan. Nantinya sejumlah delegasi utama atau kategori VVIP akan terbebas dari pungutan wisatawan mancanegara (wisman).
Pemprov Bali dan jajaran terkait di daerah bergotong royong menyiapkan fasilitas karyawisata dan titik pertemuan. Termasuk mengerjakan pembagian tugas pemasangan penjor atau bambu berbalut janur di sepanjang jalur yang akan dilewati puluhan ribu delegasi sebagai bentuk penyambutan.
Sedangkan untuk persiapan keamanan, TNI menurunkan sebanyak 12.000 personel gabungan dari AD, AU, dan AL. Personel gabungan tersebut bertugas untuk melakukan pengamanan hingga penanganan kesehatan di acara Forum Air Dunia ke-10, bahkan sejak satu minggu sebelum acara berlangsung.
Hal tersebut dilakukan agar personel TNI yang bertugas bisa melakukan pengawasan dan pemetaan lokasi yang harus dijaga dengan ketat. Personel TNI tidak hanya berjaga di darat saja, melainkan juga di wilayah udara dan laut di sekitar Pulau Dewata.
Sedangkan untuk sosialisasi, kementerian dan lembaga mengintensifkan komunikasi publik dan mempromosikan World Water Forum ke-10. Komunikasi publik World Water Forum ke-10 dilakukan secara masif baik di dalam maupun luar negeri.