Koma.id- Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU DKI Jakarta, H. Ahmad Yusuf, mengungkapkan keprihatinan atas minimnya alokasi anggaran pemerintah untuk kebudayaan. Ia menyoroti fakta bahwa hanya sebesar 0,002 persen dari anggaran negara yang dialokasikan untuk kebudayaan.
“Anggaran dari tahun ke tahun sedikit sekali yang dialokasi pemerintah untuk kebudayaan 0,002 persen, karena fokusnya ke masalah pendidikan jadi anggaran 20% itu jatuhnya ke arah pendidikan, sedikit sekali disisikan ke anggaran kebudayaan,” ungkap Yusuf kepada Koma.id, di Sanggar Ciliwung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).
Menurutnya, kebudayaan bukanlah sekadar pelengkap acara atau hiburan semata, tetapi juga merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan identitas dan jati diri bangsa. Namun, ironisnya, sektor kebudayaan tampaknya kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah.
“Hal ini mengakibatkan pusat kesenian di Jakarta, seperti di Kuningan, mengalami kemunduran yang signifikan. Panggung yang dulunya menjadi pusat kegiatan seni kini hancur, tanpa perawatan yang memadai,” jelasnya.
Dalam konteks rekruitmen aparatur sipil negara (ASN), H. Ahmad Yusuf juga menyoroti minimnya representasi orang-orang dari latar belakang kebudayaan. “Perekrutan ASN untuk bidang kebudayaan lebih kepada lolos memenuhi syarat atau tidak bukan dia seniman atau budayawan,” katanya.
Dengan semakin minimnya perhatian terhadap kebudayaan, H. Ahmad Yusuf berharap agar presiden terpilih dapat memberikan fokus yang lebih serius terhadap sektor ini. Jadi kebudayaan tidak boleh dijadikan semata-mata sebagai alat untuk mencari keuntungan ekonomi, namun sebagai bagian integral pertahanan Bangsa.
“Jangan jadikan kebudayaan ini sebagai bagian kalian cari duit, nyari duitnya di tempat lain, tambang boleh, yang kebudayaan yang harus dipertahankan cirikhas Indonesia,” tegasnya.