Koma.id- Sejumlah kampus dan perkumpulan akademisi di Indonesia terus menggema dengan tuntutan keras terhadap penegakan demokrasi yang mereka anggap semakin luntur. Suara kritis ini semakin menguat menjelang pemungutan suara Pemilu 2024 yang dijadwalkan pada 14 Februari mendatang.
Berbagai perguruan tinggi ternama seperti UGM, UII, Unkhair, Unand, UIN Kalijaga, Unhas, Unlam, Unika, UU, Unmuh Babel, UMY, UNPAD, Aptik, LP3ES, IPB, Unram, UAD, UIN Syarif Hidayatullah, UPI, UNAIR, UMS, UJY, STF Driyarkara, Unej, Untag Surabaya, UM, dan Unesa bersatu dalam menyikapi situasi demokrasi yang dianggap kritis.
Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Semarang, Hardi Winoto, memberikan pengakuan mengejutkan bahwa beberapa guru besar dan sivitas akademika mengalami intimidasi. Mereka merupakan bagian dari gerakan perguruan tinggi negeri dan swasta yang secara bergiliran mengkritik kondisi demokrasi yang dianggap semakin merosot di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Hardi Winoto menegaskan bahwa intimidasi tersebut menciptakan atmosfer tegang di kalangan akademisi yang berani bersuara. Meskipun dihadapkan pada tekanan, semangat mereka untuk menyuarakan kebenaran tentang kondisi demokrasi di Indonesia tidak luntur.