Koma.id – Tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) daftar pemilih dimulai Minggu (12/2/2023). Panitia pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) akan mendatangi satu per satu rumah warga. Mereka dibekali dengan kartu identitas, rompi, topi hingga surat tugas. Tujuannya untuk mendapatkan data yang valid dari pemilih.
“Tahapan coklit berjalan sekitar satu bulan. Sampai 14 Maret,” ujar Ketua KPU Wonogiri Toto Sihsetyo Adi.
Tahapan coklit ini dimulai oleh panitia pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) dengan jumlah 3.909 personel. Mereka dilantik di masing-masing desa/kelurahan, Minggu (12/2/2023). Berlanjut menerima bimbingan teknis (bimtek) dan langsung turun ke lapangan.
Pantarlih akan mengecek e-KTP dan kartu keluarga (KK) untuk dicocokkan dengan data KPU yang dibawa Pantarlih. “Kalau cocok di-list, ditempel (stiker). Kalau tidak cocok atau dobel dicoret. Syaratnya (data) harus sesuai KTP elektronik dan KK,” ungkap Toto.
Tahapan coklit ini bertujuan memastikan dan mencocokkan data yang dipegang KPU dengan data riil di lapangan. Sekaligus menyajikan data pemilih yang valid dan berkualitas.
Dalam tahapan coklit itu, kata Toto, banyak komponen yang dicek. Mulai dari nama maupun status daftar pemilih.
“Misalnya dari sipil, lulus SMA kemudian masuk TNI-Polri. Nah itu harus dikeluarkan, termasuk pindah pemilih. Pemilih baru langsung didata,” terang ketua KPU Wonogiri.
Pantarlih merupakan ujung tombak menciptakan data pemilih yang valid. Untuk memastikan akurasi data itu, KPU juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
“Kami mohon dukungan sampai ke tingkat RT, supaya mem-back up validasi data. Ketua RT memberikan data yang sebaik-baiknya, baru Pantarlih door to door,” jelasnya.
Pantarlih sudah dibekali dengan identitas, mulai dari kartu, rompi, topi hingga surat tugas, sehingga ketika Pantarlih mendatangi rumah untuk melakukan tahapan coklit, masyarakat diminta untuk terbuka dan memberikan data seluas-luasnya terkait data pemilih itu.