Koma.Id – Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat, Hari Purwanto menyebut perilaku mantan penyidik KPK Novel Baswedan dan eks juru bicara KPK  Febri Diansyah usai gagal tes tes wawasan kebangsaan (TWK) bak
“Love Bird” yang siap berpartisipasi dalam pertandingan alias gantangan.

Hari menekankan itu menyusul Novel yang kerap berkoar-koar menyoroti kinerja KPK. Teranyar Febri menyindir soal ‘rompi biru’. Tepatnya setelah KPK memberikan rompi berwarna biru kepada para peserta kegiatan pembekalan antikorupsi. Rompi biru itu disebut sebagai penangkal korupsi.

“Persoalan mars sampai rompi menjadi olok-olok mereka untuk melakukan pelemahan terhadap institusi KPK RI yang pernah melambungkan nama mereka,” kata Hari kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).

Hari menyebut Novel dan Febri pernah merasakan kursi empuk, ruangan ber-AC dan-fasilitas dari negara, bahkan yang paham dapurnya KPK RI. Setelah semua fasilitas tak lagi mereka gunakan karena gagal TWK, keduanya mulai tidak rasional dan mengolok-olok KPK.

“Kerja KPK RI yang masih on the track dianggap tidak sesuai dengan akal Novel dan Febri yang memiliki dendam akibat gagal TWK,” ucapnya.

Seharusnya, lanjut Hari, Novel dan Febri ikut membantu KPK dalam penyelidikan mengusut dugaan pidana korupsi dalam ajang balap Formula E.

Bukannya kunci mulut dan menutup mata seakan tak mengetahui kabar dugaan kasus korupsi dalam penyelenggaraan balap mobil listrik, yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Anies Baswedan, yang juga kerabat Novel Baswedan tersebut.

Temukan juga kami di Google News.