Koma.id- Tulisan “Adili Jokowi” tiba-tiba bermunculan di berbagai kota besar, seperti Solo, Yogyakarta, Sleman, Malang, Surabaya, hingga Medan. Aksi ini pun menuai berbagai tanggapan, termasuk dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo.
Roy Suryo menilai bahwa graffiti tersebut bukan sekadar coretan biasa, melainkan sebuah seruan yang lugas dan tegas. Ia bahkan menolak menyebutnya sebagai vandalisme, karena menurutnya istilah itu terlalu berkonotasi negatif.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo sendiri akhirnya buka suara. Ia menganggap tulisan-tulisan tersebut sebagai bentuk ekspresi kekecewaan terhadap dirinya. Salah satu dugaan Jokowi, aksi ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil pemilihan presiden. Namun, Jokowi tidak menyebut secara spesifik periode pilpres yang dimaksud.