Koma.id– Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa ia tidak ingin terburu-buru dalam menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) terkait pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Sikap hati-hati ini mendapat tanggapan kritis dari, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Djarot Syaiful Hidayat.
“Kalau terlalu dipaksakan ya begitu hasilnya. Listrik belum masuk, air juga belum masuk, insfratruktur juga masih belum siap gitu ya,” ujar Djarot, Rabu (10/7/2024).
Djarot mengungkapkan bahwa kebijakan yang tergesa-gesa dalam implementasi dan eksekusi proyek IKN berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif.
“Artinya apa, inilah salah satu konsekuensi dari kebijakan yang tergesa-gesa, tergesa-gesa. terutama di dalam implementasinya, di dalam eksekusinya,” ungkapnya.
Djarot memprediksi bahwa pembangunan IKN akan mengalami penurunan intensitas di bawah kepemimpinan presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk tidak terlalu berharap banyak pada perkembangan IKN ke depannya.
Selain itu, Djarot menyoroti potensi gangguan pada alokasi anggaran untuk IKN, mengingat Prabowo memiliki program makan gratis yang membutuhkan dana sekitar Rp71 triliun dari anggaran negara.
“Ya kalau saya sendiri memprediksi sih kalau bebannya ini diberikan kepada pemerintah sesudahnya agak berat ya, belum lagi sudah (digunakan untuk) anggaran makan siang gratis yang sudah disetujui patokannya Rp70 triliun,” ujar Djarot.