Koma.id- Usulan penggunaan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) untuk mendukung pembiayaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengundang berbagai respons dari publik dan para pejabat. Ide tersebut muncul dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan Najamuddin, yang menyatakan bahwa anggaran negara saat ini belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan total pelaksanaan program tersebut.
Sehingga dana ZIS bisa menjadi solusi alternatif untuk membantu mewujudkan program MBG agar masyarakat, khususnya anak-anak, bisa mendapatkan makanan bergizi.
Namun, gagasan ini tak lepas dari perdebatan. Beberapa pihak memberikan dukungan, sementara sebagian lainnya dengan tegas menolak.
Kepala Staf Kepresidenan A.M. Putranto termasuk pihak yang menentang keras ide tersebut. Ia menilai bahwa penggunaan dana zakat untuk mendanai program MBG tidak sesuai dengan tujuan dasar zakat itu sendiri.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPR Adies Kadir menyarankan agar ide ini dikaji lebih mendalam sebelum diambil keputusan. Menurutnya, penggunaan dana ZIS untuk program semacam ini memerlukan pengaturan yang sangat hati-hati agar tidak melanggar aturan syariat maupun hukum yang berlaku.
Program Makan Bergizi Gratis sendiri bertujuan untuk menyediakan akses makanan sehat bagi masyarakat miskin, terutama anak-anak, sebagai bagian dari upaya pemerintah mengatasi permasalahan stunting dan gizi buruk. Meski tujuan program ini dinilai mulia, sumber pembiayaan yang diusulkan kini menjadi sorotan.
