Gulir ke bawah!
Keamanan

PBNU Sayangkan Aksi Bela Palestina Malah Jadi Panggung Kampanye Khilafah Lagi

20043
×

PBNU Sayangkan Aksi Bela Palestina Malah Jadi Panggung Kampanye Khilafah Lagi

Sebarkan artikel ini
kampanye hti
Kampanye dan propaganda kelompok HTI mengasong Khilafah.

KOMA.ID, JAKARTA – PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) meminta masyarakat untuk bersikap rasional dalam melakukan dukungan terhadap negara Palestina.

Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU Muhammad Najih Arromadloni bahkan memperingatkan adanya potensi penyusupan ideologi khilafah dalam setiap gerakan mendukung Palestina.

Silakan gulirkan ke bawah

“Harus diakui bahwa ide Khilafah sebagai sistem pemerintahan itu ditolak di seluruh dunia. Ketika isu Khilafah digulirkan, justru akan merusak agenda besar kemerdekaan Palestina,” kata Najih, Sabtu (15/6).

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia seharusnya berfokus pada isu utama dalam mendukung Palestina, yakni kemanusiaan karena pada dasarnya persoalan Palestina bukan hanya persoalan agama saja.

Dengan tema kemanusiaan yang lebih umum dan dapat diterima oleh semua kalangan sehingga akan lebih efektif menarik dukungan semua pihak.

“Apalagi, tidak semua warga yang menjadi korban di Palestina beragama Islam,” imbuhnya.

Selain itu, Najih menekankan agar ketika memberikan dukungan kepada Palestina jangan sampai melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum maupun norma.

“Dalam mengaktualisasikan dukungan, jangan sampai melanggar hukum dan juga harus rasional. Artinya begini, harus dalam koridor hukum yang berlaku dan tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan kriminal,” tegasnya.

Sehingga, Najih menyayangkan ketika aksi kekerasan yang diklaim sebagai aksi mendukung Palestina kemudian malah terjadi di Indonesia belakangan ini.

“Seharusnya perjuangan membela Palestina dengan cara yang terhormat, legal, dan rasional,” tukasnya.

Ia berpesan jangan sampai menimbulkan destabilisasi sosial di tempat umum atau bahkan di tingkat nasional dengan secara sistematis menyebarkan narasi yang menyesatkan publik.

Jangan lupa temukan juga kami di Google News.