Koma.id – Konflik sosial atau pertikaian yang terjadi antara massa pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 dan paslon nomor urut 2 dalam Pilkada 2024 mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia.
“Pertikaian antara massa pendukung bupati dan wakil bupati di Kabupaten Puncak Jaya menyebabkan 9 orang warga meninggal dunia,” kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Alfred Papare, Kamis (13/3).
Terdapat beberapa kali pertikaian antara massa pendukung paslon pasca Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya yang belum juga usai. Tercatat, ada tiga kali pertikaian antara massa pendukung di Puncak Jaya, yakni pada Senin (4/3) pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (5/3), dan Rabu (12/3).
Alfred menyampaikan, pertikaian antara massa pendukung paslon ini juga menyebabkan ratusan orang mengalami luka-luka, sehingga mendapatkan perawatan dari tim medis di Kabupaten Puncak Jaya, bahkan ada yang dirujuk ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan Kota Jayapura.
“Dalam catatan kami, kepolisian ada 428 orang mengalami luka-luka akibat pertikaian antara kelompok massa pendukung paslon yang terjadi di Puncak Jaya,” ujarnya.
Sementara itu, berbagai upaya perdamaian telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Puncak Jaya, Polres Jayawijaya, dan Kodim 1714/PJ, guna mengakhiri pertikaian antara kedua massa pendukung tersebut.
Upaya perdamaian itu mulai mengalami titik terang ketika Pemerintah Provinsi Papua Tengah turun langsung mengambil alih upaya penyelesaian konflik sosial di Kabupaten Puncak Jaya.
Selain itu, untuk menghentikan pertikaian antara kedua massa pendukung, Polda Papua Tengah bersama Polres Jayawijaya, Kodim 1714/PJ, dan Pemda Puncak Jaya melakukan razia dan mengamankan ribuan alat perang seperti busur, anak panah, katapel, dan lain sebagainya.