Koma.id – Sunhaji, pria penjual es teh bakul yang diumpat goblok, telah memaafkan ustaz Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah. Gus Miftah sebelumnya viral mengolok-olok Sunhaji saat acara selawatan di Lapangan drh Soepardi, Kelurahan Sawitan, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (25/11/2024).
“Saya sudah memaafkan,” kata Sunhaji seusai ditemui Gus Miftah di rumahnya di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Magelang, Rabu (4/12/2024) dilansir dari detikJateng.
Pria berusia 38 tahun itu mengaku tak sakit hati mendapat perlakuan seperti dalam video yang viral tersebut. Walhasil, ia pun tidak mempersoalkan olok-olokan dari pemuka Agama Islam itu.
“Saya dan Gus Miftah tidak punya masalah apa-apa. Tidak ada sakit hati,” ujar Sunhaji sambil berkaca-kaca.
Sunhaji sempat kaget atas viralnya video tersebut. Menurutnya, masalah itu sudah selesai.
“Lha terus kok mendapat kayak yang di HP itu (viral), saya tidak akan memperpanjang lebarkan. Karena masalah ini sudah selesai,” ujar bapak dua anak itu.
Gus Miftah diketahui datang secara langsung ke rumah Sunhaji sekitar pukul 07.15 WIB. Kedatangan Gus Miftah disambut oleh Sunhaji dan keluarganya.
Gus Miftah dalam pertemuan itu duduk bersama Sunhaji dan merangkulnya. Di sana, dia meminta maaf kepada Sunhaji dan menyampaikan maksudnya hanya ingin bercanda.
“Yang saat itu niatnya guyon, tetapi disalah persepsikan, tetapi apa pun itu aku minta maaf sama Kang Sunhaji. Niatnya guyon malah jadi kedawan-dawan ya,” kata Gus Miftah dalam pertemuan itu.
Sebagaimana diketahui kejadian tersebut dialami saat acara selawatan di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, Rabu (20/11/2024). Ketika itu, ia tengah menawarkan dagangan es teh kepada jemaah selawatan.
Dalam potongan video viral yang dilihat detikJateng dari 20Detik, terlihat awalnya Gus Miftah bertanya kepada pria penjual es teh itu.
“Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol goblok (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual goblok),” ucap Gus Miftah dari atas panggung. Sontak para jemaah tertawa.
“Dol’en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dahulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir),” sambung Gus Miftah.