Koma.id, New York – Kejaksaan New York mengembalikan 30 barang antik ke Kamboja dan Indonesia. Untuk artefak dari Indonesia, barangnya merupakan relief peninggalan zaman Majapahit dan arca. Berikut adalah wujudnya.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (27/4) kemarin, Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg, mengatakan 30 barang antik itu terdiri dari 27 barang dari Kamboja dan 3 barang antik dari Indonesia.
Untuk yang berasal dari Indonesia, ada batu relief dua tokoh kerajaan Majapahit Abad 13 hingga 16. Dari situs Kantor Jaksa Distrik Manhattan, terlihatlah wujud relief langka ini.
Majapahit disebut sebagai kerajaan paling kuat dan berpengaruh di Asia Tenggara. Namun peninggalan semacam ini sangat jarang ditemukan dari era kerajaan terbesar pra-Islam itu. Soalnya, peninggalan Majapahit biasanya bermaterialkan terakota (tembikar), bukan dari batu.
“Majapahit terkenal dengan terakotanya, sehingga relief batu ini menjadi contoh seni Majapahit yang sangat langka. Relief tersebut menggambarkan dua sosok kerajaan yang sedang duduk, seorang wanita dan seorang pria, dikelilingi oleh dedaunan bergaya dan memegang benda-benda bulat di tangan mereka, yang mungkin merupakan buah Maja yang menjadi nama kerajaan tersebut. Relief Batu ditemukan dari unit penyimpanan milik KAPOOR,” tulis Kejaksaan Distrik Manhattan di situsnya.
Lantas bagaimana dengan dua barang lainnya dari era Majapahit yang diselamatkan di New York? Penampakannya muncul di akun Instagram Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York.
Terlihat, dua artefak itu didirikan di atas meja, di kanan dan kiri relief. Artefak itu berupa arca era Hindu-Buddha. Arca sebelah kiri lebih kecil ketimbang arca sisi kanan. Arca sebelah kiri mirip dengan patung Dewa Siwa, sedangkan arca sebelah kanan mirip dengan patung Buddha.
Barang-barang itu itu sampai di Negeri Paman Sam karena dicuri oleh orang, yakni pedagang seni bernama Subhash Kapoor, warga India-Amerika Serikat (AS), dan Nancy Wiener dari AS.
New York adalah pusat utama perdagangan manusia, dan beberapa karya seni telah disita dalam beberapa tahun terakhir dari museum, termasuk Metropolitan Museum of Art yang bergengsi, dan dari para kolektor.
Selama masa jabatan Bragg, Unit Perdagangan Barang Antik telah menemukan hampir 1.200 barang yang dicuri dari lebih dari 25 negara dan bernilai lebih dari US$250 juta.