Koma.id – Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, DI Yogyakarta, merayakan Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024). Ratusan jemaah tampak melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah imam Jamaah masjid Aolia di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.
Dari pengamatan Kompas.com shalat Idul Fitri dimulai sekitar pukul 06.56 WIB. Setelah shalat, para jemaah langsung mendengarkan khotbah dari Imam Jemaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.
Setelah itu, mereka bersalaman dengan Mbah Benu secara bergantian. Namun tidak tidak semua, ada yang langsung pulang.
Pada kesempatan kali ini, Mbah Benu berpesan agar tetap rukun dan menjaga pesatuan dan kesatuan.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
“Pesannya saling rukun jaga kesatuan dan persatuan, jangan menyalahkan orang, ya kalau disalahkan salah. Kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh,” kata Mbah Benu, Jumat.
Dia juga mengingatkan agar adanya rasa saling menghormati sesama manusia.
“Baiknya manusia saling menghormati jangan saling membenci. Tadi khotbah saya jangan jadi jangkriknya setan, manusia dengan manusia mau diadu. Jangan mau. Hancur Indonesia, kalau saling bermusuhan,” ucap Mbah Benu yang mengaku lahir tahun 1941.
Diketahui, selain di rumah Mbah, sejumlah masjid Jemaah Masjid Aolia hari ini menggelar shalat Idul Fitri. Sejumlah petugas kemanan dari organisasi kemasyarakatan, TNI/Polri tampak menjaga keamanan jemaah.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan, sudah mendengar informasi besuk ada shalat Id oleh jemaah Masjid Aolia. Sebagai kantor milik semua agama, pihaknya akan memberikan pendekatan kepada jemaah masjid Aolia.
“Ada sesuatu permasalahan, dalam agama Islam tentunya kita melakukan pendekatan kepada tokoh agama, agar pengamalan keyakinan, kemudian agar tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat,” kata Sya’ban.
Dia mengatakan, pendampingan akan memberikan edukasi kepada jamaah, untuk mengikuti organisasi keagamaan pada umumnya atau pemerintah. Pihaknya sudah mendatangi beberapa kelompok Jamaah Masjid Aolia.
“Kalau ini kan tidak lazim, kalau satu atau dua hari biasa (perbedaan penentuan hari raya), kalau ini kan lima hari tidak lazim,” kata dia.
Perlu diketahui, jemaah masjid Aolia sering berbeda dengan pemerintah maupun organiasasi keagamaan Islam dalam penentuan hari besar.