Koma.id – Seorang jurnalis Radio New Zealand (RNZ) mengklaim bahwa seorang pejabat pemerintah Indonesia mencoba untuk menyuap dan mengintimidasi dia selama pertemuan pemimpin Melanesian Spearhead Group (MSG) ke-22 di Port Vila.

Jurnalis RNZ, Kelvin Anthony, mengatakan bahwa penawaran suap tersebut terjadi setelah wawancara eksklusifnya dengan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Dr. Siswo Pramono, dan dilakukan oleh perwakilan pemerintah Indonesia, Ardi Nuswantoro.
Nuswantoro telah mengkritik pemberitaan RNZ mengenai Papua Barat dan mengklaim bahwa pemberitaan itu tidak seimbang. Namun, Anthony berusaha menjaga keseimbangan dalam pemberitaannya.

Setelah wawancara, Nuswantoro mengajak Anthony ke Holiday Inn Resort untuk memberikan “hadiah” berupa uang. Anthony menolak tawaran tersebut, menganggapnya dapat merusak integritasnya sebagai jurnalis.

Setelah kejadian ini, RNZ (Radio New Zealand) mengajukan tuntutan suap dan intimidasi kepada pemerintah Indonesia.

Kementerian Luar Negeri RI buka suara terkait kasus ini. Direktur Jenderal Asia Pasifik Kemlu RI, Abdul Kadir Jailani, menegaskan delegasi Indonesia tak pernah menggunakan pendekatan semacam itu kepada jurnalis.

“Penyuapan tidak pernah menjadi kebijakan dan pendekatan dengan wartawan,” kata Kadir dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu (6/9).

“Kita juga tak memiliki kepentingan untuk mengikuti atau melakukan intimidasi terhadap wartawan.” sambungnya.

Diketahui, insiden ini telah memunculkan pertanyaan tentang kebebasan pers dan integritas jurnalis selama pertemuan MSG ke 22 di Vanuatu.

Saat itu, Ardi meminta Anthony datang ke Holiday Inn Resort pada 23 Agustus pukul 12.00 untuk mewawancarai Siswo. Dugaan suap itu terjadi sekitar pukul 13.00-13.10 waktu setempat setelah wawancara berlangsung.

“Saya ditawari wawancara eksklusif dengan Duta Besar Indonesia untuk Australia di pertemuan MSG setelah sebelumnya diberitahu sebelumnya oleh Ardi Nuswantoro bahwa pemerintahannya tidak menyukai apa yang RNZ telah tayangkan terkait Papua Barat dan mengatakan itu (berita) tidak seimbang,” kata Anthony, dikutip RNZ.

Anthony lantas memberi tahu delegasi bahwa RNZ berupaya melakukan segala upaya untuk bersikap seimbang dan adil dalam memberitakan isu Papua ini.

“Kami ingin memihak Indonesia juga. Namun, kami perlu kesempatan untuk berbicara secara terbuka (bisa dikutip dan diberitakan),” kata dia.

Temukan juga kami di Google News.