Koma.id, Jakarta – Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto mengatakan pergerakan kader PPP yang meminta agar Suharso Monoarfa mundur perlu segera mendapat respon.

Meskipun, kata Pengamat Politik ini, ada anggapan manuver Suharso Monoarfa berkonsolidasi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum bisa menjadi parameter.

“Suara arus bawah perlu didengar dan tentunya perolehan 19 kursi di DPR RI masih rawan bagi PPP. Seharusnya ketika suara kader menginginkan Suharso Monoarfa mundur segera ditemui oleh pribadinya,” tegas Hari Purwanto, hari ini.

Menurutnya, dalam politik permintaan mundur oleh para kader bukan harga mati tapi masih bisa ada ruang komunikasi. Konsolidasi menjadi kata kunci karena pesta demokrasi akan segera berlangsung dan bila komunikasi kader tidak segera diakomodir oleh para petinggi PPP akan berdampak besar dan bisa terlempar dari Senayan.

“Apalagi banyak bermunculan partai-partai baru yang akan ikut dalam pemilu 2024,” sebutnya.

Dikatakannya, jika memang Muktamar Luar Biasa menjadi jalan keluar bagi para tokoh dan kader PPP tentunya tiada pilihan lain. Apalagi sampai mengakibatkan kebuntuan komunikasi antara ketua umum dengan tokoh2 dan para kader.

“Jangan sampai Ketua Umum seperti di menara gading dan tidak pernah turba (turun ke bawah). Dan secara personal Suharso Monoarfa harus segera merespon persoalan tersebut,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.